// Unknown
// On-Jumat, 25 Januari 2013
o(≧o≦)o Berapakah Penghasilan seorang Mangaka? o(≧o≦)o
Sebagian dari kita, Animanga Lover utamanya mungkin pernah berpikir untuk menjadi seorang mangaka. Atau paling tidak, ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai profesi yang satu ini. Untuk itu, Saya akan menulis sedikit tentang bagaimana kehidupan seorang mangaka dan tentunya : Berapakah gaji mereka?
Langsung saja, pendapatan dari seorang Mangaka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Genkouryou
Genkouryou merupakan pendapatan pokok dari seorang mangaka yang mereka terima dari perusahaan yang menerbitkan karya mereka. Dan biasanya, bayaran ini dihitung per halaman, Waw. Dan biasanya lagi, si perusahaan penebit komik tersebut akan memberi batas
berapa halaman komik yang boleh mereka terbitkan, bergantung dari reputasi dan tingkat kepopuleran manga tersebut.
Standarnya, bayaran tiap satu halaman adalah tujuh ribu yen atau kira-kira setara dengan tujuh ratus ribu rupiah. Namun jika reputasinya terus meningkat, bayaran bisa meningkat hingga mencapai dua puluh ribu yen atau sekitar dua juta rupiah setiap halamannya. kalau satu chapter manga buatan mereka terbit setiap minggu dan terdiri dari dua puluh halaman, itu berarti mereka bisa mendapat sekitar empat puluh juta rupiah perminggunya, berarti lebih dari seratus lima puluh juta rupiah setiap bulan.
Ehm, tapi itu khusus untuk yang karyanya telah populer. Bagi mereka yang hanya mendapat tujuh ratus ribu rupiah setiap halamannya, mungkin mereka hanya akan mendapat lima puluh juta setiap bulannya.
Apakah lima puluh juta rupiah per bulan itu adalah sebuah nominal yang besar? tidak. Hanya dengan mengandalkan penghasilan dari Genkouryou, seorang mangaka akan mengalami rugi besar. Kenapa? Itu karena pengeluaran mereka jugalah tidak sedikit.
Satu halaman manga membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk diselesaikan. Seperti apa yang pernah Gosho Aoyama, mangaka Detektif Conan sampaikan di SDB Detektif Conan, ia butuh sekitar dua jam hanya untuk membuat sketsa satu halaman. Hanya sketsa lho, belum lagi proses lain yang tentunya akan memakan waktu yang lebih banyak. Dengan waktu satu minggu yang tak lebih hanyalah 168 jam, tentunya mereka butuh seorang asisten, atau bahkan lebih dari satu asisten untuk ditugaskan menggambar background atau semacamnya. Dengan kata lain, para mangaka ini harus membayar asisten-asisten tersebut. Jika seorang asisten menelan biaya sekitar dua puluh juta rupiah setiap bulannya, itu berarti dua orang asisten cukup untuk menguras pendapatan satu bulan si mangaka. Belum lagi, mereka harus membeli peralatan-peralatan gambar yang untuk tingkat profesional tentunya tidaklah murah. Dan lagi, mereka tetap harus membayar pajak.
Selain korban materi, mereka juga harus berkorban tenaga, pikiran dan waktu. Karena meskipun telah memiliki asisten, tetap saja si mangaka itu sendirilah yang memegang kerja utama. Jika sibuk (biasanya selalu sibuk) seorang mangaka akan menghabiskan hari-harinya hanya dengan duduk sambil mengambar manga. bahkan sampai lupa mandi, tidur tak lebih dari enam jam perharinya, makan makan-makanan instan dan bergaul hanya dengan sang asisten, jarang mendapat liburan.
2. Inzei
Karena tak mungkin hanya mengandalkan pendapatan Genkouryou, seorang mangaka juga mendapat uang dari royalti. Inzei adalah royalti yang seorang mangaka terima dari hasil penjualan chapter-chapter mereka yang telah dibuat ke dalam bentuk buku komik. Dari sinilah, para mangaka bisa sedikit lega. Normalnya, seorang mangaka akan mendapat sepuluh persen dari hasil penjualan buku-buku tersebut. Karena rata-rata harga buku komik di Jepang adalah sekitar empat puluh ribu rupiah, itu berarti mereka mendapat empat ribu rupiah setiap bukunya. kalau laku seribu buku, berarti empat juta rupiah, kalau laku satu juta, berarti empat milyar, waw. Dan itu baru di Jepang, belum lagi royalti-royalti yang mereka dapat dari luar Negeri, Indonesia contohnya.
3. Royalti Anime, Game, Merchandise, dll
Jika sebuah manga telah di adaptasi ke dalam bentuk Anime, Game, ataupun yang lainnya, royalti seorang mangaka juga akan semakin bertambah. Lalu, apakah mereka mendapat royalti dari website-website tempat baca manga secara online? Tidak. Boleh-boleh saja kita membaca suatu komik di Internet (saya sendiri sering, sering banget malah, hehe) Tapi kita juga tak boleh lupa untuk membeli komiknya saat versi aslinya telah terbit, oke? :D
Cr : Blog Mangaku
Sebagian dari kita, Animanga Lover utamanya mungkin pernah berpikir untuk menjadi seorang mangaka. Atau paling tidak, ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai profesi yang satu ini. Untuk itu, Saya akan menulis sedikit tentang bagaimana kehidupan seorang mangaka dan tentunya : Berapakah gaji mereka?
Langsung saja, pendapatan dari seorang Mangaka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Genkouryou
Genkouryou merupakan pendapatan pokok dari seorang mangaka yang mereka terima dari perusahaan yang menerbitkan karya mereka. Dan biasanya, bayaran ini dihitung per halaman, Waw. Dan biasanya lagi, si perusahaan penebit komik tersebut akan memberi batas
berapa halaman komik yang boleh mereka terbitkan, bergantung dari reputasi dan tingkat kepopuleran manga tersebut.
Standarnya, bayaran tiap satu halaman adalah tujuh ribu yen atau kira-kira setara dengan tujuh ratus ribu rupiah. Namun jika reputasinya terus meningkat, bayaran bisa meningkat hingga mencapai dua puluh ribu yen atau sekitar dua juta rupiah setiap halamannya. kalau satu chapter manga buatan mereka terbit setiap minggu dan terdiri dari dua puluh halaman, itu berarti mereka bisa mendapat sekitar empat puluh juta rupiah perminggunya, berarti lebih dari seratus lima puluh juta rupiah setiap bulan.
Ehm, tapi itu khusus untuk yang karyanya telah populer. Bagi mereka yang hanya mendapat tujuh ratus ribu rupiah setiap halamannya, mungkin mereka hanya akan mendapat lima puluh juta setiap bulannya.
Apakah lima puluh juta rupiah per bulan itu adalah sebuah nominal yang besar? tidak. Hanya dengan mengandalkan penghasilan dari Genkouryou, seorang mangaka akan mengalami rugi besar. Kenapa? Itu karena pengeluaran mereka jugalah tidak sedikit.
Satu halaman manga membutuhkan waktu hingga berjam-jam untuk diselesaikan. Seperti apa yang pernah Gosho Aoyama, mangaka Detektif Conan sampaikan di SDB Detektif Conan, ia butuh sekitar dua jam hanya untuk membuat sketsa satu halaman. Hanya sketsa lho, belum lagi proses lain yang tentunya akan memakan waktu yang lebih banyak. Dengan waktu satu minggu yang tak lebih hanyalah 168 jam, tentunya mereka butuh seorang asisten, atau bahkan lebih dari satu asisten untuk ditugaskan menggambar background atau semacamnya. Dengan kata lain, para mangaka ini harus membayar asisten-asisten tersebut. Jika seorang asisten menelan biaya sekitar dua puluh juta rupiah setiap bulannya, itu berarti dua orang asisten cukup untuk menguras pendapatan satu bulan si mangaka. Belum lagi, mereka harus membeli peralatan-peralatan gambar yang untuk tingkat profesional tentunya tidaklah murah. Dan lagi, mereka tetap harus membayar pajak.
Selain korban materi, mereka juga harus berkorban tenaga, pikiran dan waktu. Karena meskipun telah memiliki asisten, tetap saja si mangaka itu sendirilah yang memegang kerja utama. Jika sibuk (biasanya selalu sibuk) seorang mangaka akan menghabiskan hari-harinya hanya dengan duduk sambil mengambar manga. bahkan sampai lupa mandi, tidur tak lebih dari enam jam perharinya, makan makan-makanan instan dan bergaul hanya dengan sang asisten, jarang mendapat liburan.
2. Inzei
Karena tak mungkin hanya mengandalkan pendapatan Genkouryou, seorang mangaka juga mendapat uang dari royalti. Inzei adalah royalti yang seorang mangaka terima dari hasil penjualan chapter-chapter mereka yang telah dibuat ke dalam bentuk buku komik. Dari sinilah, para mangaka bisa sedikit lega. Normalnya, seorang mangaka akan mendapat sepuluh persen dari hasil penjualan buku-buku tersebut. Karena rata-rata harga buku komik di Jepang adalah sekitar empat puluh ribu rupiah, itu berarti mereka mendapat empat ribu rupiah setiap bukunya. kalau laku seribu buku, berarti empat juta rupiah, kalau laku satu juta, berarti empat milyar, waw. Dan itu baru di Jepang, belum lagi royalti-royalti yang mereka dapat dari luar Negeri, Indonesia contohnya.
3. Royalti Anime, Game, Merchandise, dll
Jika sebuah manga telah di adaptasi ke dalam bentuk Anime, Game, ataupun yang lainnya, royalti seorang mangaka juga akan semakin bertambah. Lalu, apakah mereka mendapat royalti dari website-website tempat baca manga secara online? Tidak. Boleh-boleh saja kita membaca suatu komik di Internet (saya sendiri sering, sering banget malah, hehe) Tapi kita juga tak boleh lupa untuk membeli komiknya saat versi aslinya telah terbit, oke? :D
Cr : Blog Mangaku
Pages
Visitor
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
pendapatan sesuai dengan hasil karya kreatifitas tentunya gan karena semakin sulit harus semakin mahal bayarannya kan sama saja kita menghargai keringat orang lain gan nicesahre gan.
BalasHapus